INGREDIENTS #14

OLIVE OIL

Hasil gambar untuk olive oil

Minyak zaitun atau dikenal juga dengan olive oil adalah jenis minyak yang berasal dari buah zaitun (Olea europaea). Kandungan minyak ini memang dikenal untuk memasak makanan. Namun, tidak hanya itu saja, minyaknya bisa juga dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik untuk kecantikan, obat-obatan, dan bahan bakar lampu tradisional. Minyak ini paling banyak diproduksi di Spanyol, Italia, dan Yunani.

Berbeda dengan buah yang lebih enak dikonsumsi jika sudah matang, pilihan buah zaitun untuk minyak adalah yang tidak terlalu matang alias setengah ranum. Pasalnya, buah zaitun yang terlalu ranum tidak mengandung minyak yang paling baik. Jadi, petani tidak perlu menunggu buah zaitun jatuh dari pohonnya karena sudah matang, melainkan diambil lebih awal sebelum buah jatuh ke tanah.

Kemudian, buah akan dibersihkan dari daun atau rantingnya, dan dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Proses selanjutnya adalah pengeringan buah zaitun untuk diambil minyaknya.

Proses pembuatan minyak zaitun
Setelah selesai dibersihkan, buah zaitun akan diproses untuk diambil minyaknya. Ada dua cara untuk membuat minyak zaitun, yaitu:

Mengolah olive oil secara tradisional

Metode tradisional ini dimulai dengan menghancurkan buah zaitun menjadi pasta atau adonan. Tujuannya, untuk melepaskan minyak dari daging buah. Caranya dengan memasukkan buah pada wadah penggiling yang terbuat dari batu granit. Ketika roda penggiling ditarik, buah zaitun akan dihancurkan.

Proses pembuatan pasta (malaxing) dari buah zaitun dilakukan selama 20 hingga 45 menit. Fungsinya, supaya minyak yang terkumpul jumlahnya akan lebih banyak dan enzim pada buah menghasilkan aroma serta rasa yang diinginkan.

Semakin lama proses ini dilakukan, memang akan menghasilkan lebih banyak minyak. Namun, berisiko menyebabkan peningkatan oksidasi sehingga kualitas dan ketahanan minyak jadi menurun.
Setelah proses malaxing, pasta ditempatkan pada wadah yang terbuat dari rami. Kemudian, wadah yang sudah terisi akan disusun dan ditekan dengan mesin pres hidrolik. Tekanan yang diberikan akan memadatkan pasta karena minyak dan air yang terkandung pada pasta akan mengalir ke sisi cakram. Setelah itu, minyak dan air akan dipisahkan dengan dekantasi atau sentrifugasi.

Mengolah olive oil secara modern:

Metode modern tidak lagi menggunakan wadah penghancur dari granit. Alat yang digunakan terbuat dari stainless steel yang dapat berputar dengan kecepatan tinggi.

Buah zaitun akan dimasukkan dan dihancurkan dengan hammermill atau cakram bergerigi. Proses ini dapat menghasilkan pasta zaitun yang sangat lembut. Untungnya, alat ini dilengkapi dengan gas inert untuk mengurangi oksidasi dan menghasilkan minyak berkualitas tinggi.

Kemudian, pasta zaitun akan ditempatkan pada botol untuk dilakukan sentrifugasi sebanyak tiga fase. Ini dilakukan untuk mengeluarkan air dan minyak dari pasta zaitun.

Selain itu, ada juga cara modern lainnya untuk mengesktraksi minyak zaitun, yaitu metode sinolea. Awalnya buah zaitun digiling menjadi pasta. Kemudian, cakram logam akan dicelupkan berkali-kali untuk memisahkan minyak dengan air. Minyak yang terkumpul akan disimpan dalam tangki stainless steel yang diselimuti nitrogen untuk melindunginya dari oksigen.

Untuk membuat minyak zaitun ekstra virgin, biasanya dilakukan penyaringan kembali sebelum dimasukkan ke dalam wadah. Nah, wadah yang disarankan untuk menyimpan munyak zaitun yaitu terbuat dari kaca karena tidak tembus oksigen dan menghalangi sinar UV.

Manfaat mengonsumsi minyak zaitun untuk kesehatan:

Selain diminum langsung, minyak zaitun juga sering digunakan untuk memasak makanan. Nah, ada beberapa manfaat yang akan Anda dapatkan jika mengonsumsi minyak ini dengan benar, yaitu:

1. Kaya antioksidan dan mengandung lemak tak jenuh tunggal

Minyak alami yang diekstrak dari buah zaitun ini mengandung asam olet sebanyak 73% dari total kandungan minyak. Selain itu, minyak ini juga mengandung antioksidan, vitamin E, dan vitamin K yang bermanfaat untuk melindungi kolesterol dalam darah dan menurunkan penyakit jantung.
Efek antioksidan pada minyak dari buah zaitun ini juga dimanfaatkan untuk dunia kecantikan, yaitu digunakan pada produk-produk antiaging.

2. Memiliki sifat antibakteri

Studi menunjukkan bahwa kandungan nutrisi dari buah zaitun dapat menghambat dan membunuh bakteri berbahaya, seperti Helicobacter pylori. Bakteri ini hidup di perut dan dapat menyebabkan tukak lambung dan kanker perut.



SWEET SOY SAUCE

Hasil gambar untuk kecap

Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam. Namun adapula kecap yang dibuat dari bahan dasar air kelapa yang umumnya berasa asin. Kecap manis biasanya kental dan terbuat dari kedelai, sementara kecap asin lebih cair dan terbuat dari kedelai dengan komposisi garam yang lebih banyak, atau bahkan ikan laut.


Kecap adalah cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berprotein tinggi di dalam larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas, rasa asin dan dapat mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah kedelai atau ikan rucah. Yang paling banyak diolah menjadi kecap adalah kedelai.


Kecap termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki rasa dan aroma yang khas.


Kecap adalah cairan kental yang banyak mengandung protein diperoleh dari rebusan yang telah diragikan (difermentasi ) dan di tambah dengan gula, garam, dan bumbu-bumbu. Menurut Budi Hreronymus (1993), kecap adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan atau tanpa penambah gula kelapa dan bumbu. Pada proses pengolahan kecap ini menggunakan bahan dasar kedelai. Kedelai berbiji hitam lebih disukai oleh produsen kecap karena dapat memberi warna hitam alami pada kecap yang diproduksi. Namun, karena terbatasnya produksi kedelai berbiji hitam maka produsen kecap lebih banyak menggunakan kedelai berbiji kuning. Merapi dan Cikuray, dua varietas unggul kedelai yang memiliki kadar protein tinggi (sekitar 42%) cocok dijadikan bahan baku kecap, namun bijinya relatif kecil. Mallika, varietas kedelai berbiji hitam yang dilepas pada tahun 2007, juga berbiji kecil (9,5 g/100biji) dengan kadar protein lebih rendah (37%).


Mikroba yang Terlibat dalam Pembuatan Kecap


1. Aspergillus sp. dan Rhizopus sp.


        Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan Rhizopus sp. menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian “tempe” ini dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba.


     2. Zygosaccharomyces dan Lactobacillus


    Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus. Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%.


Proses Pembuatan Kecap dan Fermentasinya


        Proses pembuatan kecap dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara fermentasi, cara hidrolisa asam atau kombinasi keduanya tetapi yang lebih sering dan mudah dilakukan adalah cara fermentasi. Pada cara fermentasi, proses pembuatan kecap melalui dua tahapan, yaitu tahap fermentasi kapang dan fermentasi larutan garam.


Fermentasi Kapang


Pada tahap ini, seperti pembuatan tempe, yaitu kedelai harus dibersihkan dulu dari kotoran yang ada pada kedelai, misalnya debu, kerikil dan sebagainya sehingga kedelai benar-benar bersih dari kotoran. Kemudian dilakukan proses perendaman. Proses perendaman memberi kesempatan pertumbuhan bakteri-bakteri asam laktat sehingga terjadi penurunan pH dalam biji menjadi sekitar 4,5 – 5,3. Penurunan biji kedelai tidak menghambat pertumbuhan jamur tempe, tetapi dapat menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri kontaminan yang bersifat pembusuk. Kemudian dilakukan pengupasan kulit dan pencucian. Fungsi dari pengupasan kulit adalah supaya jamur dapat menembus kedelai dan dapat tumbuh dengan baik. Dan proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran oleh bakteri asam laktat yang timbul selama proses perendaman dan agar kedelai tidak terlalu asam. Kemudian dilakukan perebusan. Proses pemanasan atau perebusan biji setelah perendaman bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri kontaminan, membantu membebaskan senyawa-senyawa dalam biji yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur.


Kemudian dilakukan proses fermentasi kapang. Kedelai kemudian dicampur dengan tepung tapioka yang telah disangrai lalu dibiarkan pada suhu ruang beberapa hari sampai ditumbuhai kapang. Tetapi ada juga yang tidak ditambahkan tepung tapioka, yaitu dengan cara membiarkan kedelai yang sudah bersih tadi pada suhu ruang sampai ditumbuhi kapang. Setelah itu dilakukan proses pengeringan, biasanya dilakukan di bawah terik sinar matahari. Tujuan dikeringkan adalah untuk memisahkan kedelai yang telah ditumbuhi spora dengan lapuk yang dihasilkan, karena lapuk ini tidak dibutuhkan untuk pembuatan kecap. Dan diperolehlah koji atau tempe, yang kemudian digunakan untuk fermentasi garam.


Apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk cita rasa pada kecap tidak terbentuk. Sedangkan apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu lama, maka akan terjadi sporulasi dari kapang dan akan terbentuk amoniak yang berlebihan sehingga akan dihasilkan produk yang kurang enak dan berbau busuk.


Selama fermentasi kapang akan memproduksi enzim-enzim seperti protease, lipidase, dan amilase yang akan memecah protein, lemak dan pati menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Dan beberapa fraksi hasil pemecahan komponen-komponen kedelai tersebut adalah merupakan senyawa-senyawa yang meguap yang dapat memberikan kesedapan yang spesifik pada kecap.


Fermentasi Garam


    Kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang atau telah menjadi tempe dan sudah dikeringkan, dicampur dengan larutan garam kemudian diperam selama 3 sampai 4 minggu bahkan kadang-kadang ada yang lebih dari sebulan. Konsentrasi larutan garam yang biasa dipakai adalah sekitar 20 sampai 22 persen.


    Selama proses fermentasi garam, setiap hari dilakukan pengadukan dan penjemuran. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan terutama mikroba pembusuk.


    Pada waktu fermentasi dalam larutan garam, enzim yang dihasilkan pada waktu fermentasi kapang akan bekerja lebih sempurna dalam memecah komponen-komponen yang terdapat pada kedelai. Asam-asam organik yang terbentuk selama fermentasi, akan dapat mengurangi rasa asin yang disebabkan oleh garam.


    Pada pembuatan kecap tradisonal di Indonesia, setelah proses penyaringan dilanjutkan dengan proses pemasakan. Pada saat itu ditambahkan gula merah atau gula aren. Pemasakan dilanjutkan sampai diperoleh produk dengan konsistensi tertentu (agak kental). Pada tahap pemasakan ini pula dilakukan penambahan bumbu-bumbu seperti daun salam, pekak dan yang lain-lainnya.


Pengendalian Proses Fermentasi Kecap


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan atau pengendalian proses dalam proses fermentasi kecap diantaranya:


Kedelai


    Kedelai dengan kandungan protein tinggi merupakan bahan dasar yang baik untuk pembuatan kecap. Penggunaan bahan dasar kedelai bebas lemak selain harganya lebih murah, juga dapat memperpendek waktu fermentasi garam.


Waktu Dalam Melakukan Fermentasi Kapang


Apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk cita rasa pada kecap tidak terbentuk. Sedangkan apabila fermentasi kapang berlangsung terlalu lama, maka akan terjadi sporulasi dari kapang dan akan terbentuk amoniak yang berlebihan sehingga akan dihasilkan produk yang kurang enak dan berbau busuk.


Konsentrasi garam


Konsentrasi garam yang optimal antara 20-22% berpengaruh terhadap hidrolisis protein dalam fermentasi garam dan kecepatan asam laktat dan asam organik.


Pengadukan dan Penjemuran


    Selama proses fermentasi garam, setiap hari dilakukan pengadukan dan penjemuran. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan terutama mikroba pembusuk. Selain itu adalah untuk menyeragamkan kandungan garam pada campuran.


Pengaturan Suhu


Pengaturan suhu dalam proses fermentasi garam sangat penting. Suhu yang paling baik untuk proses fermentasi ini, adalah 40,50C. Itu alasan juga mengapa dilakukan proses penjemuran, karena kalau disimpan pada suhu ruang, maka itu adalah momen yang baik untuk bakteri patogen tumbuh.


Perubahan yang Terjadi Selama Fermentasi


    Selama proses fermentasi baik fermentasi kapang maupun fermentasi garam akan terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi karena aktifitas dari mikroba tersebut.


    Selama fermentasi kapang, kapang yang berperan akan memproduksi enzim seperti misalnya enzim amilase, protease dan lipase. Dengan adanya kapang tersebut maka akan terjadi pemecahan komponen-komponen dari bahan tersebut.


    Produksi enzim dari kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu lamanya fermentasi atau waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak diinginkan.


    Selama proses fermentasi garam, enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam organik. Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi antara asam-asam organik dan etanol atau alkohol lainnya akan menghasilkan ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma. Dan adanya reaksi antara asam amino dengan gula akan menyebabkan terjadinya pencoklatan yang akan mempengaruhi mutu produk secara keseluruhan.


Kriteria Hasil Akhir


Berikut adalah kriteria hasil akhir pada proses fermentasi kecap yang dilakukan secara benar:


Bau dan Rasanya Sedap ( Khas Kecap )


    Enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam organik. Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi antara asam-asam organik dan etanol atau alkohol lainnya akan menghasilkan ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma.



KACANG PANJANG
Hasil gambar untuk kacang panjang



Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang mempunyai ukuran yang panjang dan berwarna hijau. Di dalam kacang panjang terdapat biji halus yang dapat dimakan karena bijinya lunak. Kacang panjang memiliki daun yang disebut dengan lembayung yang dapat dijadikan masakan. Kacang panjang ini biasa digunakan sebagai campuran sayur asem karena teksturnya yang ketika dimakan akan terasa sedikit memiliki sensasi yang berbeda karena agak keras namun tidak terlalu keras. Selain itu, kacang panjang juga bisa diolah dengan ditumis atau bahkan jika Anda penyuka lalapan, kacang panjang bisa dijadikan sebagai lalapan karena kacang panjang tidak memiliki rasa yang pahit ataupun manis. Kacang panjang cenderung memiliki rasa yang hambar.


Kacang panjang tidak hanya nikmat untuk dijadikan masakan tetapi dibalik itu kacang panjang memiliki beragam manfaat yang sangat baik untuk Anda. Mengkonsumsi kacang panjang dapat mencegah sembelit, mencegah berkembangnya sel kanker, memiliki sifat antibakteri, dapat mengobati leukimia, mencengah osteoporosi, membantu mengatasi penyakit batu ginjal. Karena dalam kacang panjang terdapat kandungan gizi seperti vitamin A, vitamin C, lemak, kalori, zat besi, riboflavin, thiamin, mangan, protein, dan asam folat. Sehingga tidak masalah mengkomsumsi kacang panjang setiap hari.

Rasa yang dihasilkan kacang panjang sama seperti sayuran pada umumnya. Rasa yang dihasilkan oleh kacang panjang umumnya sedikit renyah dengan adanya biji-biji halus di dalamnya. Mencampurkan kacang panjang pada masakan Anda akan menambahkan rasa yang berbeda karena Anda mendapatkan sensasi yang berbeda ketika menyantapnya. Biasanya orang mengolah kacang panjang dengan cara menumisnya, lalapan atau sebagai bahan campuran untuk membuat sayur asem.


Kacang panjang yang memiliki kualitas baik akan menghasilkan masakan yang lezat namun masih banyak yang kurang teliti dalam memilih kacang panjang sehingga sering kali ditemukan kacang panjang yang sudah keriput. Padahal jika Anda cermat dalam memilih kacang panjang, Anda akan mendapatkan masakan yang nikmat. Berikut beberapa cara agar kacang panjang Anda tetap segar:
Pilihlah kacang panjang yang masih segar, tidak ada cacat seperti kulit yang kering, dan yang masih muda;

Kacang panjang yang tidak ingin langsung diolah sebaiknya langsung ditempatkan pada lemari pendingin tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Caranya dengan memilih yang masih bagus kacang panjangnya kemudian diikat menjadi satu dan ditempatkan pada plastik yang berlubang lalu simpan pada lemari pendingin agar dapat bertahan hingga 10 hari;

Cuci dahulu kacang panjang sebelum diolah. Mengolah kacang panjang dapat dipotong menggunakan pisau atau dipetik tergantung kebutuhan Anda. Jangan potong bagian kacang panjang yang memiliki lubang karena dikhawatirkan akan ada ulat;

Memasak kacang panjang lebih praktis jika ditumis karena cukup keprek bawang putih dan campurkan dengan sayuran lainnya seperti tauge.








Komentar

Postingan Populer