INGREDIENTS #10
LOBAK
Lobak adalah
tumbuhan yang masuk ke dalam famili Cruciferae.
Bentuk umbi lobak
seperti wortel,
tetapi isi dan kulitnya berwarna putih. Tanaman lobak berasal dari Tiongkok,
dan telah banyak diusahakan di Indonesia. Tanaman yang mudah ditanam baik di
dataran rendah maupun pegunungan.
Tanah yang baik untuk
tanaman lobak adalah tanah gembur, mengandung humus (subur),
lapisan atas tanah yang tidak mengandung kerikil (batu-batu
kecil), dan derajat keasaman tanah 5-6. Waktu penanaman yang cocok adalah
saat musim hujan atau awal musim kemarau. Untuk penanaman pada musim kemarau,
tanaman harus cukup air.
Lobak
ditanam dari bijinya.
Bibit lobak tidak perlu didatangkan dari luar negeri (impor), cukup dari hasil
biji sendiri karena tanaman ini mudah berbunga dan berbiji. Biji-biji tersebut
dapat ditanam langsung di kebun tanpa disemai terlebih dulu. Untuk penanaman seluas
1 ha diperlukan
biji sebanyak 5 kg.
Menurut
teori, untuk lahan seluas 1 ha diperlukan 4 kg biji dengan daya kecambah
75%. Sebelum biji ditanam, lahan yang akan ditanami diolah terlebih dulu dengan
cara dicangkul sedalam 30–40 cm, kemudian diberi pupuk kandang atau kompos 10
ton/ha. Setelah tanah diratakan, dibuat alur dengan jarak antar alur
30 cm. Sebaiknya alur tersebut dibuat membujur dari arah barat ke timur
agar sinar matahari masuk ke tanaman secara
maksimal. Selanjutnya biji-biji tersebut ditaburkan tipis merata sepanjang
alur, kemudian ditutup tanah dengan tipis-tipis. Biji akan tumbuh setelah 4
hari kemudian.
Setelah
umur 2-3 minggu, tanaman mulai disiangi sambil dibuat guludan yang dibuat
dengan cara tanah di sepanjang barisan tanaman ditinggikan. Sambil tanah
didangir, tanaman disulam. Supaya tumbuh
optimal, tanaman yang tumbuh kerdil dicabut dan yang tumbuh subur tetap
dipelihara.
Setelah
disulam, jarak tanaman menjadi 10–20 cm. Pada umumnya, petani jarang
memberikan pupuk buatan. Supaya diperoleh hasil yang
memuaskan, tanaman lobak perlu diberikan pupuk buatan.
Pupuk buatan yang perlu diberikan adalah urea, TSP dengan
perbandingan 1:2 sebanyak 6 g tiap tanaman. Pupuk di kanan-kiri batang tanaman
dengan jarak 5 cm. Dengan demikian, untuk tanaman seluas 1 ha diperlukan
100 kg pupuk urea dan
200 kg TSP. Pupuk sebaiknya diberikan pada waktu tanah didangir.
Tanaman
lobak penting untuk dijaga dari hama kutu daun yang
mungkin menyerang. Hama ini dapat diberantas dengan semprotan insektisida seperti
Kelthin 0,2% atau Decis 2,5 EC 0,2-0,3%.
Hasil
tanaman dapat dipanen setelah umbi-umbinya cukup besar, kira-kira setelah
tanaman berumur 2 bulan. Keterlambatan dalam memanen akan menyebabkan umbi
menjadi berkayu dan rasanya menjadi tidak enak. Jika hal tersebut terjadi, umbi
lobak susah dipasarkan.
Tanaman
yang terawat dapat menghasilkan umbi 15-20 ton/ha. Bahkan ada jenis lobak yang
dapat menghasilkan sebuah umbi yang beratnya hingga mencapai 0,5–1 kg, dan
rasa umbinya enak.
Manfaat:
Lobak
dapat digunakan sebagai obat gangguan ginjal dan demam. Di samping itu,
dapat pula menghasilkan lendir dalam kerongkongan sehinggaa baik untuk
obat batuk.
Umbi lobak dapat dimakan mentah atau dibuat acar, tetapi umumnya
dibuat sebagai campuran soto.
UBI JALAR
Tim ilmuwan di Prancis
mengaku telah berhasil mengungkap sejarah penyebaran ubi jalar (Ipomoea
batatas), yang sampai kini berkembang ke Asia dan Afrika. Ada sejumlah teori
mengenai asal-usul ubi jalar ini.
Ada teori yang menyatakan tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, lalu berkembang di Polinesia dibawa oleh orang-orang yang berkunjung ke Amerika Selatan. Ada juga teori bibit umbi-umbian ini hanyut sampai ke Pasifik. Bahkan ada teori lain, tanaman ini asli dari Papua.
Namun sebuah laporan ilmiah di Risalah Proceedings of the National Academy of Sciences, memunculkan teori baru berlandaskan peta genetika. Teori ini sudah muncul tahun 1970-an, dilansir arkeolog Douglas Yen, yang menyatakan ubi jalar menyebar dalam beberapa gelombang di Oseania. Belakangan teori ini dikonfirmasi temuan genetika.
Ubi jalar pertama kali datang antara tahun 1000 sampai 1100 ketika pelaut Polinesia mampir di Amerika Selatan dan membawa pulang ubi jalar yang kemudian menyebar luas; kemudian orang-orang Eropa membawa pula galur ubi jalar yang lain dari Amerika Selatan ke Filipina dan Pasifik Barat dalam dua gelombang terpisah di abad 16. Sejak itu, dua ubi jalar yang berbeda galur berkembang di seluruh Oseania termasuk Indonesia.
Studi genetika ini dilakukan tim peneliti yang dipimpin Caroline Roullier, ahli botani dari Pusat Kerjasama dan Riset Pengembangan Pertanian Internasional di Montpellier, Prancis, yang meneliti sampel dari ubi jalar masa kini dan spesimen sejarah yang disimpan di herbarium.
Spesimen herbarium termasuk pula tanaman yang dikoleksi Kapten James Cook yang tahun 1769 berkunjung ke New Zealand dan Kepulauan Society. Roullier dan timnya menargetkan spesimen sejarah karena menggambarkan bagaimana varietas ubi jalar berkembang di Oseania sebelum pertukaran dan pemanenan mempengaruhi tanda genetisnya. Kisah ini berikutnya menggambarkan bagaimana ubi jalar melintas lautan, merekam hubungan kuno Polinesia dan Amerika Selatan.
"Saya senang melihat hipotesis (tiga pihak) ini dipastikan oleh penelitian mutakhir," kata Patrick Kirch, arkeolog dari Universitas California Berkeley.
Ada teori yang menyatakan tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, lalu berkembang di Polinesia dibawa oleh orang-orang yang berkunjung ke Amerika Selatan. Ada juga teori bibit umbi-umbian ini hanyut sampai ke Pasifik. Bahkan ada teori lain, tanaman ini asli dari Papua.
Namun sebuah laporan ilmiah di Risalah Proceedings of the National Academy of Sciences, memunculkan teori baru berlandaskan peta genetika. Teori ini sudah muncul tahun 1970-an, dilansir arkeolog Douglas Yen, yang menyatakan ubi jalar menyebar dalam beberapa gelombang di Oseania. Belakangan teori ini dikonfirmasi temuan genetika.
Ubi jalar pertama kali datang antara tahun 1000 sampai 1100 ketika pelaut Polinesia mampir di Amerika Selatan dan membawa pulang ubi jalar yang kemudian menyebar luas; kemudian orang-orang Eropa membawa pula galur ubi jalar yang lain dari Amerika Selatan ke Filipina dan Pasifik Barat dalam dua gelombang terpisah di abad 16. Sejak itu, dua ubi jalar yang berbeda galur berkembang di seluruh Oseania termasuk Indonesia.
Studi genetika ini dilakukan tim peneliti yang dipimpin Caroline Roullier, ahli botani dari Pusat Kerjasama dan Riset Pengembangan Pertanian Internasional di Montpellier, Prancis, yang meneliti sampel dari ubi jalar masa kini dan spesimen sejarah yang disimpan di herbarium.
Spesimen herbarium termasuk pula tanaman yang dikoleksi Kapten James Cook yang tahun 1769 berkunjung ke New Zealand dan Kepulauan Society. Roullier dan timnya menargetkan spesimen sejarah karena menggambarkan bagaimana varietas ubi jalar berkembang di Oseania sebelum pertukaran dan pemanenan mempengaruhi tanda genetisnya. Kisah ini berikutnya menggambarkan bagaimana ubi jalar melintas lautan, merekam hubungan kuno Polinesia dan Amerika Selatan.
"Saya senang melihat hipotesis (tiga pihak) ini dipastikan oleh penelitian mutakhir," kata Patrick Kirch, arkeolog dari Universitas California Berkeley.
APEL
Pohon
apel berasal dari bagian timur Eropa dan barat daya Asia. Setelah beberapa abad
kemudian, tanaman apel tersebar ke seluruh dunia, menghasilkan berbagai varian
yang mudah ditemukan baik di pasar tradisional maupun di supermarket.
Tak
selalu merah, buah apel juga ada yang berwarna hijau atau kekuningan. Rasa yang
ditawarkan dari buah ini pun berbeda-beda. Ada yang manis seperti madu, ada
juga yang sepat walau sudah matang. Apa pun warna dan rasanya, buah apel tetap
mengandung nutrisi tinggi yang baik untuk tubuh Anda.
Ya,
apel faktanya tinggi serat, vitamin C, dan berbagai macam antioksidan. Satu
buah apel diketahui mengandung 95 kalori, yang sebagian besarnya
berasal dari kandungan karbohidrat di dalamnya. Meski tinggi kalori, apel
merupakan buah yang bebas lemak, natrium, dan kolesterol. Buah ini juga
kaya air karena 86 persen kandungan apel adalah air.
Manfaat
buah apel bagi kesehatan:
Konsumsi
apel setiap hari dapat membantu meningkatkan kesehatan Anda karena kandungan
serat, vitamin, fitonutrien, serta antioksidan di dalamnya. Kandungan nutrisi
di dalam buah apel juga bisa mencegah Anda dari berbagai penyakit, dan tentunya
menjauhkan Anda dari keharusan berkunjung ke dokter karena sakit.
Secara
umum, berikut manfaat buah apel bagi kesehatan:
1.
Mencegah kanker
Warna
merah yang mendominasi sebagian besar jenis apel ternyata bukan tanpa manfaat.
Warna merah ini disebabkan adanya antosianin, sejenis fitonutrien (senyawa kimia unik yang hanya terdapat pada
tumbuhan) yang dapat memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.
Antosianin
memiliki sifat antiradang dan antikanker. Beberapa studi yang sudah dilakukan
dengan hewan menunjukkan bahwa fitonutrien dalam apel dapat membantu melindungi
tubuh dari kanker paru dan kanker usus. Salah
satu flavonol yang ditemukan di apel juga dapat mencegah dan mengurangi risiko
terjadinya kanker pankreas.
Studi
lainnya, yang diterbitkan dalam jurnal akademik Annals of
Oncology menemukan bahwa rutin mengonsumsi 1 buah apel atau
lebih setiap hari dapat menurunkan risiko terkena kanker kanker kolorekteral
sebanyak 20 persen dan kanker
payudara sebesar 18 persen. Meski begitu, masih dibutuhkan
banyak penelitian lainnya untuk memastikan manfaat buah apel dalam melawan sel
kanker.
Antosianin
juga berperan dalam menjaga kesehatan penglihatan dan membantu mencegah
penurunan fungsi saraf yang disebabkan oleh usia tua.
2.
Mengendalikan gula darah
Satu
apel matang ukuran sedang mengandung sekitar 4 gram serat, atau sekitar 17
persen dari asupan harian serat yang direkomendasikan. Serat yang terkandung
dalam apel ada yang bersifat tidak larut dan larut.
Serat
larut yang disebut pektin dalam buah apel dikaitan dengan banyak manfaat
kesehatan untuk tubuh. Salah satunya adalah membantu mengendalikan kadar
gula dalam darah. Hal ini karena pektin bekerja sama dengan komponen
fitonutrien dalam apel untuk mengontrol kadar lemak serta kadar gula dalam
darah.
Makanan
yang tinggi serat juga cenderung lebih mengenyangkan sehingga dapat membantu
menurunkan berat badan. Memiliki pencernaan yang sehat, kadar lemak dan gula
darah yang terkontrol, serta berat badan yang ideal dapat mengurangi risiko
Anda mengidap penyakit degeneratif di kemudian hari.
3.
Menangkal radikal bebas
Antioksidan berperan penting dalam menjaga kesehatan
tubuh, terutama karena fungsinya untuk menangkal efek buruk radikal bebas. Kita
bisa mendapat radikal bebas dari sisa metabolisme dalam tubuh dan juga dari
berbagai polutan yang terdapat dalam makanan, udara, bahkan sinar matahari.
Radikal
bebas sendiri berbentuk dari molekul yang jumlah elektronnya tidak stabil
sehingga bersifat sangat reaktif dan merusak sel sehat di sekitarnya. Sel-sel
sehat yang dipengaruhi oleh radikal bebas akan menghancurkan dirinya sendiri
sehingga memicu terjadinya penyakit-penyakit yang berbahaya bagi tubuh.
Nah,
di sinilah peran antioksidan dibutuhkan. Antioksidan berfungsi sebagai pendonor
elektron untuk menetralkan sifat reaktif dari radikal bebas sehingga mencegah
rusaknya sel.
Komentar
Posting Komentar